Minggu, 03 Maret 2013

MY LOVELY MIINA

Lee hyuk jae <3 Miina







Berjalan menyisir jalan setapak belakang rumahku, menikmati angin dingin musim gugur yang berhembus sore itu menjadi kebiasaanku akhir-akhir ini. Dia, duduk disana menikmati gugurnya daun maple merah dengan senyum lebar. Tak pernah ada yang menduga jika dia pernah memiliki trauma dan mengalami gangguan ingatan akan masa lalunya, bukan bersamaku, aku pun tak tahu masa lalunya seperti apa?





Dua tahun lalu, aku menemukannya meringkuk dipojokkan toko, memeluk kedua lututnya yang bergetar. Aku berusaha mendekatinya tapi dia malah berteriak histeris dan melempariku batu hingga mengenai keningku. Darah mengalir dari keningku tapi itu justru menarik perhatiannya, dia mendekatiku dan menangis "oppa..." ucapnya lirih. Sejak saat itulah aku mengenalnya, mengajaknya untuk tinggal bersama. Perlahan dengan kebersamaan kami, rasa itu mulai tumbuh semakin kuat hingga puncaknya minggu lalu aku melamarnya.


"oppaa....", panggilan itu menyadarkanku dan langsung mendekatinya

"kenapa kau suka sekali disini,eh? kau bisa sakit miina-a"

"oppa bisakah kita menikah sebelum musm gugur ini selesai?" matanya yang selalu berbinar itu menatapku

"kenapa?kau ingin cepat-cepat bersamaku?atau kau ingin....." godaku dengan memainkan ujung rambutnya. Dia paling tidak suka aku memainkan rambutnya, menurutnya itu mesum.

"ish...lepas!aku hanya ingin kita menikah dibawah pohon maple ini. jadi saat kita berdiri disini, daun maple akan bertaburan disekeliling kita. otte?" tanyanya bersemangat

Aku hanya tersenyum memandang wajah lembutnya itu. Entah harus berapa kali aku bersyukur karena telah dipertemukan dengan gadis mungil ini.


"aish...oppaa..." rengekkannya terdwngan manis

"kapanpun dan dimanapun kita menikah tidak menjadi masalah untukku. Yang terpenting aku mencintaimu, sangat"


"oppa, nado.." ucapnya dan merangkul lenganku, "aku sangat bersyukur dipertemukan dengan oppa"


"miina-a, apa kau pernah mengingat masa lalumu?" tanyaku seraya membelai lengannya lembut

"ani, aku tidak perduli dengan masa laluku. aku mencintai oppa" serunya semangat dan mengecup pipiku.


Aku hanya tersenyum kecil. Berdoa dalam hati, berharap jika hanya aku pria yang ada dihatinya. Tidak ada pria masa lalu dan tidak ada cinta masa lalu.



AKU CINTA PERTAMA MIINA, dan kan selalu begitu.






-----------------end-------::::::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar